Bencana alam, ilmu Titanic, kedatangan lentera dan kepercayaan orang Jawa kuno
Penulis: GOENAWAN UN SAMBODO, prasasti dan ahli sejarah kuno
Custer He Rapp, selain penyebab alam, ada lagi yang tidak disebabkan oleh bencana alam. Ini adalah bencana yang disebabkan oleh serangkaian peristiwa atau serangkaian peristiwa tidak wajar, seperti kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, epidemi dan epidemi.
Orang-orang Jawa ingat bencana melalui mitos. Mereka juga berpikir ada tanda-tanda sebelum wabah.
Pengalaman Jawa ngelmu titen, yaitu pengetahuan berdasarkan pengalaman. Eksperimen-eksperimen fenomenologis yang diulangi biasanya menjadi arsip untuk memahami garis lintang kemukus, yang merupakan tanda keberadaan jurang maut.
Di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, orang masih percaya pada mitos Hukum Levitasi, yang menandai keberadaan lintang Klot.
Bentuknya sama dengan garis lintang dan dianggap sebagai tanda kematian. Sebagian besar dari mereka gantung diri.
Di masa lalu, orang berpikir bahwa bola hantu akan menyebabkan hantu kematian. Terkadang dia akan muncul sebagai sekelompok prajurit ganas, yang bisa membunuh orang ketika mereka tertidur.
Hantu yang bernama Lamper sering membuat suara. Suaranya berasal dari kompi kereta dan kekuatan pasukan yang membingungkan.
Baca: Tulisan Balaraton, letusan gunung berapi dan tanda-tanda bencana di zaman kuno
Jawa Timur percaya bahwa Lampor adalah wabah penyakit ketika muncul. Namun, dia tidak bisa duduk atau jongkok. Oleh karena itu, orang akan memilih untuk tidur di bawah sofa atau di lantai sehingga Lampor tidak akan mencekik mereka.