Perlu kemauan politik untuk menopang industri dirgantara

Penulis: Mantan Redaksi Ricky Rachmadi- Pengamat Sosial Politik -HU Suara Karya – Sejarah dunia penerbangan di Indonesia, tentu saja orang tidak akan melupakan satu sama lain yang membeli Ya Seen Aksi heroik Dakota RI-001 Seulawah mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 16 Juni 1948, di Hotel Kutaraja Aceh yang dioperasikan oleh Presiden Soekarno, Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsyi, masyarakat Aceh menggalang donasi sebesar £ 20 kilogram emas untuk membeli emas pertama yang dimiliki oleh Indonesia. Pesawat angkut.

Acara ini dianggap sebagai cikal bakal Indonesia mendirikan maskapai penerbangan komersial pertama.

Seperti kita ketahui bersama, pasca presiden merdeka, upaya Soeharto untuk membangun industri dirgantara nasional yang mandiri dan berdaulat belum berhenti. — Dari tahun 1960 hingga 1964, pemerintah Indonesia mengirimkan Nurtanio Pringgo Adisuryo ke Perusahaan Transportasi Udara Timur Jauh Filipina (FEATI). Rekannya, Marsekal Udara, lahir di Kantangen, Kalimantan Selatan meninggal di Bandung, Jawa Barat, dan belajar dirgantara industri di tanah Aquino. (LAPIP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *